KILASBANGGAI.COM , TOILI – Sejumlah warga Desa Sentral Timur, Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai membantah soal isu yang beredar mengenai tindak kekerasan yang menyeret nama anggota DPR RI Beniyanto Tamoreka dari Fraksi Golkar Dapil Sulawesi Tengah.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 5 April 2025 sekira pukul 02.30 WITA, dimana masyarakat melakukan penjagaan untuk pengamanan hari tenang PSU Pilkada Banggai.
Ali, warga Desa Sentral Timur mengatakan peristiwa itu bermula saat 4 mobil yang beriringan datang ke desa mereka.
Ketikan ditahan, sebuah mobil Calya yang tergabung dalam rombongan tersebut melarikan diri, terus dilakukan pengejaran.
Masyarakat yang melakukan pengamanan meminta agar mobil tersebut dibuka untuk diperiksa.
“Tetapi pemilik mobil menolak, sehingga muncul perdebatan,” ungkap Ali, Senin (7/4/2025).
Nasir, seorang warga setempat yang saat itu ada di TKP juga memberikan pernyataan ke wartawan Kilas Banggai.
“Ini suasana hari tenang, terus untuk apa datang ke desa kami jam begini? Ini waktunya orang istirahat. Jadi sangat wajar jika kami melakukan pengamanan dan melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang masuk ke daerah kami, apalagi waktunya tidak tepat dan dari gerak-gerik mencurigakan,” bebernya.
Ia mengungkapkan ketika dilakukan penggeledahan ditemukan tas dan tumpukan kertas berupa daftar nama masyarakat di beberapa desa di Kecamatan Toili yang akan melaksanakan PSU Pilkada Banggai.
Soal tuduhan bahwa Beniyanto Tamoreka melakukan kekerasan itu tidak benar.
Nasir menegaskan justru kedatangan Beniyanto Tamoreka untuk mencegah konflik antara masyarakat dan orang-orang tersebut, karena situasi memang saat itu kian memanas.
“Beniyanto hanya datang melerai, tidak ada intimidasi atau persekusi,” kata sejumlah warga saat bersama Nasir.
Situasi saat itu kian memanas saat data berupa daftar nama warga itu hendak diambil, anggota DPRD Banggai Lutfi Samaduri malah berontak dan petugas jaga kemudian menghalangi.
“Saat berontak itulah baju Lutfi Samaduri robek,” sambung Mas Jeny, rekan Ali dan Nasir yang saat itu ada di lokasi.
Karena itu, ia memastikan tidak ada tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Beniyanto Tamoreka.
“Kami siap memberikan kesaksian. Apalagi saat kejadian, disaksikan petugas KPPS dan Bawaslu,” sambung Ardi yg saat itu juga ada di lokasi kejadian. (*)
Discussion about this post