KILASBANGGAI.COM,BATUI– Perusahaan pengelolaan amonia PT Panca Amara Utama, mendapatkan sorotan dari kalangan akademisi, hal ini berdasarkan polemik yang kian menghangat saat ini, terdapat persoalan seperti perekrutan tenaga kerja yang tidak transparan juga pemberian dana sosial atau program-program dari perusahaan yang tak lebih hanya sebatas bentuk ucapan terimakasih perusahaan yang untung kepada negara dalam hal ini rakyat disekitar perusahaan.
Ahmed Hakim, merupakan pemuda Batui, yang tengah menjalankan masa studi jurusan Hubungan International, di Universitas Paramadina Jakarta, memberikan kritik tajam terhadap aktivitas pada modal yang tengah beroperasi dikampung halamanya.
Menurutntya “Kegagalan program pengembangan masyarakat yang sering ditemukan selama ini, baik yang dilakukan oleh instansi pemerintah maupun swasta, antara lain disebabkan ketidaktepatan metodologi perencanaan program yang digunakan serta metode implementasinya, juga ketidaktransparansinya perusahaan dan pemerintah dalam melibatkan partisipasi masayrakat mengakibatkan hampir seluruh program CSR maupun rekrutment tenaga kerja oleh PT PAU hanya sebatas kongkalikong kelompok-kelompok tertentu” kecamnya, Senin (24/2/2025).
Ia menambahkan bahwa CSR yang oleh PT PAU hanya berorientasi pada kepentingan ekskutif perusahan. Dapat dimahfum ekskutif perusahaan lebih bekerja untuk mewakili kepentingan shareholders bukan mewakili kepentingan masyarakat lokal, ataupun stakeholder lainnya, misalnya kelompok marginal (miskin, perempuan, dan anak), organisasi sosial masyarakat yang ada ditapak project sekaligus masyarakat terdampak.
Ia menyatakan bahwa argumentasinya sejalan dengan temuan Fordan dan Robinson: The study also found cases where stakeholders, despite having legitimate claims, e.g. representing certain societal interests, were not able to engage or influence CSR due to a lack of power, resulting from the specific dynamics with companies and due to broader institutional influences.
Sebelumnya perlu diketahui bahwa PT Panca Amara Utama (anak perusahaan PT Surya Esa Perkasa) yang merupakan entitas bisnis disektor project GorundBreaking pabrik Amonia. Perusahaan ini beroperasi di Batui, Kabupaten Banggai, Project ini telah diresmikan sejak 2015 lalu. Secara umum project ini mengerjakan produksi amonia, senyawa lainnya. Project ini juga memiliki kapasitas produksi amonia sebesar 700 ribu ton per tahunnya. Dari pasokan gas yang berasal dari blok Senoro sebanyak 55 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) project ini beroperasi hingga saat ini.
Dalam laporan tahunannya, misal Sepanjang Tahun 2023, mereka mencapai pencapaian signifikan dalam manufacturing excellence, keberlanjutan lingkungan, dan adaptasi terhadap dinamika industri. Sebagai bagian dari inisiatif Perseroan untuk meningkatkan kondisi ekonomi lokal, perusahaan ini mengklaim telah menerapkan Program Pertanian dan Peternakan di tiga wilayah kecamatan, Batui, Kintom, dan Nambo di Kabupaten Banggai. Melalui program kandangisasi (pembangunan kandang ternak komunal, tergambar jelas juga dalam Dalam hal kinerja keuangan, perusahaan ini tercatat mengantongi pendapatan sebesar US$345,0 juta dan keuntungan sebesar US$46,7 juta pada Tahun 2023.
Dengan begitu, sejak tahun 2015 perusahaan ini telah meraup keuntungan yang begitu besar dari proses eksploitasi dan akumulasi modal di Batui. Dalam implementasinya perusahaan ini mengklaim per-2023 mereka menghabiskan anggaran yang mencakup biaya yang berkaitan pengelolaan limbah, dan upaya konservasi lingkungan yaitu sebesar Rp920.000.000, mereka juga mengklaim bahwa telah berkontribusi terhadap pelepasan 325 ekor Burung Maleo dalam program Konservasi Burung Maleo.
Disi lainnya, Sr. External Relation Officer PT PAU, Novari Mursita, menjelaskan bahwa pihaknya telah menjalankan program kerja sama dengan tiga dinas sebelumnya dan kini memperluas cakupan kerja sama dengan empat dinas lainnya yang akan diimplementasikan pada 2025.
Atas hal tersebut, Ahmed Hakim menegaskan, bahwa polemik yang kemudian menjadi titik perjuangan masyarakat Batui guna bisa berdaulat atas sumber daya alamnya, maka dalam beberapa waktu kedepan ia bersama solidaritas masyarakat sipil lainnya akan melakukan aksi protes di kantor utama PT PAU ataupun PT ESSA, guna mendesak perusahaan ini memperbaiki system kerjanya.
“kalau memang tidak bisa memberi manfaat secara maksimal untuk mian Batui, mending perusahan itu angkat kaki saja dari Tano’Batui, kami akan desak di kantor pusat bahwa praktik mereka sangat buruk dan selalunya mengeksploitasi baik dikonteks pekerja dan juga sumber daya alamnya” tutupnya.(*)
Discussion about this post